Teori Pecking Order – Dewasa ini, bisnis semakin mengalami perubahan dan perkembangan yang sangat pesat. Terutama setelah terjadinya globalisasi yang dapat mempercepat penyebaran informasi hingga teknologi yang semakin canggih menjadikan perusahaan lebih efektif dalam menjalankan bisnisnya. Ini memungkinan bagi para pebisnis untuk mengubah strategi bisnis yang sudah tidak relevan dan menggantinya menjadi strategi yang sesuai perkembangan zaman. Salah satu strategi yang harus relevan dengan era bisnis yang dinamis adalah strategi pengelolaan finansial. Ini penting untuk diperhatikan karena perannya sangat menentukan bagi efektivitas perusahaan dalam pengambilan keputusan. Dalam kaitannya dengan pengambilan keputusan, terdapat Theory Pecking Order yang berperan dalam manajemen keuangan perusahaan. Theory Pecking Order adalah perspektif yang digunakan dalam mengelola aset keuangan terutama pada utang dan modal ekuitas yang dimiliki perusahaan. Teori inilah yang menyatakan bahwa perusahaan harus mengutamakan penggunaan modal internal sebagai sumber pendanaan utama perusahaan sebelum memutuskan untuk menerima modal dari eksternal, seperti utang ataupun penerbitan saham baru.
Namun, apakah teori sederhana ini masih relevan digunakan dalam menghadapi dinamika bisnis yang semakin rumit saat ini?
Sekilas Tentang Teori Pecking Order
Teori Pecking Order adalah teori yang diterapkan dalam dunia finansial bisnis. Teori ini mulai muncul pada tahun 1961 yang dikemukakan oleh Donaldson, kemudian tahun 1984 dimodifikasi oleh Myers dan Majluf. Seperti yang telah dijelaskan diatas, Theory Pecking Order berperan dalam manajemen keuangan perusahaan, terutama pada bagian utang dan saham.
Teori Pecking Order ini merupakan sebuah teori yang menyarankan pihak perusahaan untuk menggunakan laba ditahan atau modal internal dibandingkan dengan menggunakan modal yang berasal dari luar perusahaan sebagai modal pengembangan bisnis. Di sini, penggunaan modal eksternal akan dipertimbangkan oleh perusahaan apabila modal internal tidak mencukupi untuk memenuhi biaya yang ditanggung oleh perusahaan dalam mengembangkan bisnisnya. Namun, dengan memilih opsi berupa peminjaman utang dan menjadikan penerbitan saham baru sebagai opsi terakhir. Hal ini dikarenakan utang lebih membutuhkan biaya yang sedikit dibandingkan dengan saham.
Tingkatan Pendanaan Teori Pecking Order
Dalam Teori Pecking Order, terdapat 3 tingkatan ataupun urutan dalam memperoleh pendanaan sebagai sumber modal perusahaan:
1. Dana Internal
Dana internal merupakan pendanaan yang menjadi prioritas utama untuk memenuhi kebutuhan keuangan bagi perusahaan yang menerapkan teori pecking order. Modal utama ini mencakup laba ditahan yang bersumber dari keuntungan operasional bisnis.
Berbeda dengan opsi lainnya, pendanaan ini dinilai tidak memiliki risiko dan tidak mengeluarkan biaya karena menggunakan dana milik perusahaan itu sendiri.
2. Utang
Utang merupakan opsi kedua yang diambil oleh perusahaan setelah dana internal tidak mencukupi dalam memenuhi kebutuhan bisnis. Peminjaman yang dilakukan oleh perusahaan dapat berupa peminjaman melalui bank, menerbitkan obligasi, dan pembayaran kredit. Ini dilakukan perusahaan untuk mengakses secara cepat modal eksternal tanpa adanya pengurangan profitabilitas perusahaan.
Baca Juga: Kartu Utang: Bayar Cicilan Sebelum Jatuh Tempo!
3. Penerbitan Saham Baru
Ini adalah opsi terakhir yang dipilih oleh perusahaan untuk memenuhi pendanaan bisnis. Modal yang berasal dari eksternal ini dapat diterapkan apabila dana internal maupun peminjaman utang tidak dapat memenuhi kebutuhan bisnis. Namun, sebelum memutuskan untuk menerbitkan saham baru. Biasanya perusahaan akan mempertimbangkan untuk memilih solusi ini secara matang karena penerbitan saham baru dapat menimbulkan dilusi saham dan mengurangi tingkat keuntungan yang telah diperoleh perusahaan sebelumnya.
Sederhananya, pihak perusahaan lebih memilih untuk menggunakan modal yang sudah ada atau melakukan peminjaman modal berupa utang sebagai opsi lain, jika dibandingkan dengan mencari dana baru melalui penerbitan saham karena dinilai lebih murah.
Tantangan Terkini yang dihadapi Perusahaan
Dinamika bisnis yang semakin berkembang cepat, mengakibatkan teori Pecking Order menemui banyak rintangan yang harus dihadapi. Misalnya seperti pembaruan kebijakan, teknologi yang semakin canggih, dan kerumitan yang dialami bursa efek. Berbagai perubahan inilah yang menyebabkan banyak perusahaan untuk memikirkan strategi pendanaan lain yang dianggap lebih efektif untuk meningkatkan profitabilitas bisnis seperti melakukan pendanaan modal ventura bagi perusahaan yang berpotensi meningkat dengan pesat. Ataupun menggunakan teori trade-off, dimana perusahaan lebih memilih untuk menggunakan modal eksternal dibandingkan dengan mengandalkan modal internal.
Relevansi Teori Pecking Order dengan Bisnis Saat Ini
Meskipun terdapat berbagai perubahan yang terjadi seiring dengan berkembangnya dunia digital, hal ini tidak membuat sebagian perusahaan beralih dari teori pecking order sebagai pedoman strategi bisnis mereka. Strategi teori pecking order tetap diterapkan terutama pada perusahaan yang berskala kecil hingga menengah. Alasannya adalah karena mereka kesulitan dalam memperoleh akses ke bursa efek sehingga lebih memilih untuk berutang sebagai alternatif lain ketika modal dan aset internal tidak mencukupi untuk biaya perusahaan. Menerapkan atau tidaknya teori Pecking Order, perusahaan harus mempertimbangkan secara matang dan menyesuaikan dengan kebutuhan perusahaan agar strategi yang diterapkan lebih efektif.
Jika Anda masih penasaran dengan jawaban dari pertanyaan apakah teori Pecking Order masih relevan hingga saat ini, jawabannya adalah iya, namun dengan sedikit catatan. Seperti yang telah kita bahas di atas, efektif atau tidaknya teori ini tergantung dengan kebutuhan perusahaan. Ini juga berlaku pada skala perusahaan yang menerapkannya. Jika perusahaan Anda termasuk dalam skala besar. Ini lebih disarankan untuk memilih strategi lain seperti menerapkan teori trade-off ataupun investasi modal ventura karena lebih efektif dan menguntungkan dibandingkan teori Pecking Order.
Namun, jika perusahaan Anda masih dalam pengembangan atau berskala kecil maupun menengah. Maka dapat menerapkan teori Pecking Order untuk menyesuaikan kemampuan perusahaan Anda. Meskipun teori Pecking Order ini masih terbilang relevan dan dapat digunakan bagi perusahaan yang sesuai dengan teori ini. Anda juga harus mempertimbangkan kemampuan perusahaan dalam beradaptasi dengan perubahan lingkungan bisnis. Faktor selain teori Pecking Order yang berperan dalam pengambilan keputusan perusahaan juga harus Anda pastikan dan penerapannya relevan dengan keadaan bisnis saat ini. Salah satunya dengan mempertimbangkan penggunaan Aplikasi Pembukuan Keuangan.
Penggunaan Software Akuntansi untuk Mengikuti Perubahan Bisnis
Sebagai langkah awal perusahaan dalam mengikuti transformasi bisnis yang terjadi saat ini. Perlu bagi pihak perusahaan untuk mempertimbangkan penggunaan teknologi canggih bagi pengelolaan keuangan perusahaan. Salah satunya melalui Software Akuntansi Online. Penggunaan sistem perangkat lunak ini dapat menjadi solusi bagi pebisnis untuk beradaptasi dengan perubahan yang terjadi dalam pasar. Melalui aplikasi akuntansi, perusahaan juga dapat memastikan pengelolaan keuangan dapat berjalan lancar. Teknologi canggih ini, Anda dapat memperoleh data keuangan secara otomatis. Dengan begitu, Anda tidak lagi disibukkan dengan aktivitas pencatatan, pengelolaan, dan pemantauan transaksi keuangan karena kegiatan ini dapat digantikan melalui penggunaan Aplikasi Accounting Online.
Countama Mendampingi Transformasi Digital Bisnis Anda
Jika Anda ingin mengimplementasikan Aplikasi Akuntansi sebagai langkah transformasi digital, perlu untuk menerapkan Software Akuntansi Keuangan dari Countama. Sistem yang diciptakan melalui teknologi canggih ini akan mendampingi dan membantu langkah Anda untuk melakukan perubahan. Dari yang awalnya serba manual kini menjadi lebih unggul melalui penerapan teknologi Aplikasi Accounting.
Baca Juga: Transformasi Digital: Ini Dia Waktu yang tepat Mengupgrade Bisnismu
Aplikasi Pembukuan Keuangan ini dapat mengelola keuangan bisnis Anda. Mulai dari pencatatan, penyimpanan, dan pengolahan data transaksi keuangan dapat dilakukan secara mudah dengan hasil yang rapi. Tidak hanya itu, Countama juga dapat menyesuaikan pelaporan keuangan Anda dengan standar akuntansi keuangan terkini secara otomatis.
Perusahaan yang menciptakan aplikasi ini merupakan sebuah Software House yang dapat menjadi Jasa Konsultan IT yang tepat untuk bisnis Anda. Perusahaan IT Training Center ini juga berpengalaman sebagai lembaga pelatihan untuk membantu meningkatkan pengetahuan dalam bidang IT. Anda dapat memutuskan untuk melakukan modernisasi bisnis Anda melalui Jasa Akuntansi Online dengan menghubungi kami di sini.
Terdapat demo yang kami sediakan secara gratis, silahkan isi formulirnya di sini untuk melihat kinerja teknologi canggih ini dalam mengubah aktivitas pengelolaan keuangan Anda.